Cahkwe adalah salah satu penganan tradisional Tionghoa. Cahkwe adalah dialek Hokkian yang berarti Hantu yang Digoreng. Nama ini berhubungan erat dengan asal-usul panganan yang kecil namun sarat akan nilai sejarah ini. Cahkwe mulai populer di zaman Dinasti Song berawal dari matinya Jenderal Yue Fei yang terkenal akan nasionalismenya akibat fitnahan Perdana Menteri Qin Hui (Hanzi: 秦檜). Mendengar kabar kematian Yue Fei, rakyat Tiongkok
kemudian membuat 2 batang kecil dari adonan tepung beras yang
melambangkan Qin Hui dan istrinya lalu digoreng untuk dimakan. Ini
dilakukan sebagai simbolisasi kebencian rakyat atas Qin Hui.
Di Indonesia, cahkwe dijual di toko atau dijajakan oleh pedagang kaki lima di beberapa daerah di tanah air. Cara penyajian pun beragam seperti di daerah Solo, Jawa Tengah, penyajiannya disertai susu kedelai. Sedangkan di daerah lain, Cakhwe disajikan dengan sambal asam cair. Di Pontianak dan Ketapang, Kalimantan Barat, Cakhwe umumnya manis dan kenyal. Disajikan dengan Lek Taw Zuan (Bahasa Tiochiu yg artinya mutiara kacang hijau). Lek Taw Zhuan adalah kacang hijau yang dibuang kulitnya dan dikukus dengan daun pandan. Setelah itu kacang hijau diberi gula kental dan disajikan bersama Cahkwe yang diiris kecil-kecil.
Di Cina juga banyak disajikan oleh pedagang kaki lima, Cakhwe di Cina dimakan dengan cara mencelupkannya ke dalam bubur panas. Sedangkan di Cina Utara, Cakhwe dimakan bersama susu kedelai manis maupun asin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar